Teater SMAN 2 Bae Kudus Bakal Pentaskan Monolog Tentang Gaza di Surakarta

  • Jun 28, 2024
  • Muchammad Zaini

 

KUDUS, kbpw.kim.id – Teater Abong SMA Negeri 2 Bae Kudus bakal mementaskan lakon monolog “Perahu Gaza” di Arena Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Surakarta, Senin (01/07/24). Pementasan Teater SMAN 2 Bae ini digelar dalam ajang Grand Final Artefac Monologue Competition yang diadakan oleh Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Ketua Teater Abong SMAN 2 Bae Kudus, Tazkiya Ni’amia, mengatakan garapan tersebut merupakan adaptasi dari naskah karya teaterawan asal Lampung, Iswadi Pratama. Menurutnya, naskah tersebut dianggap cocok untuk menyuarakan kepedulian pelajar di Kudus terhadap kondisi kemanusiaan masyarakat dunia saat ini yang tengah tercabik di Palestina.

"Perahu Gaza dari judulnya saja terlihat sederhana, tetapi ketika digali lebih dalam lagi, naskah ini memiliki makna mendalam dan salah satu cara menunjukkan pada dunia tentang rasa kepedulian terhadap musibah di Gaza," ucap Tazkiya.

Ia menambahkan, pemeran utama monolog naskah tersebut akan dimainkan oleh Atriska Rahma Pratidina yang merupakan siswi kelas XI di SMAN 2 Bae Kudus. Isi dari pentas teater ini menceritakan tentang kisah anak yang tidak mampu dan memiliki semangat tinggi untuk membantu saudara di Gaza.

Selain itu juga mencakup akulturasi budaya dan toleransi sebagai sesama umat manusia atas keberagaman yang ada. Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa penggalan dalam drama yang memberikan pertunjukan tentang budaya Arab, China, dan agama-agama yang dianut oleh Sebagian warga dunia.

“Selama proses latihan, Atriska mampu membawa suasana haru nan heroik. Ia juga berhasil memperlihatkan perpaduan budaya dan toleransi yang seharusnya bisa ditiru oleh warga dunia untuk menjaga nilai kemanusiaan,” jelasnya.

Amanat yang terkandung dalam naskah Perahu Gaza inilah, kata Tazkiya, yang seharusnya menjadi alasan perlunya kita menumbuhkan empati kepada sesama masyarakat di dunia, khususnya di Indonesia. Untuk itu, dalam pementasan nanti, Atriska juga tidak hanya menyajikan musibah di Gaza tetapi juga contoh sikap bagaimana masyarakat dunia seharusnya.

“Melalui pentas ini, Teater Abong percaya bahwasanya modernisasi yang ada seharusnya bisa menuntun umat manusia untuk saling membantu antarsesama, bukan justru saling menyerang dan membunuh seperti di Gaza,” ungkap Tazkiya mengakhiri. (mitra)