Aldino Ghozali, Piawai Sejak Dini Warisi Spirit Ayahanda Promosikan Musik Religi

  • Jun 29, 2024
  • Muhammad Farid

KUDUS, kbpw.kim.id - Di tengah maraknya lagu koplo dan campursari, Aldino Ghozali memilih untuk tetap berkarya dengan lagu-lagu bernuansa religi. Pemuda kelahiran Kudus 04 Maret 1996 itu mewarisi spirit ayahnya yang juga seorang musisi, Imam Ghozali.

“Kemampuan bermusik muncul sejak kelas 2 SD dibimbing ayah saya yang juga seorang Musisi. Saat itu saya menekuni alat music gitar, bass, piano dan drum,” ujar pria dengan nama lengkap Aldino Hafidz Syah Akbar, belum lama ini.

Sejak dini, Aldino memang sudah sering melihat dan ikut ayahnya “manggung” di acara hajatan warga. Ia bahkan pernah pula diundang sebagai bintang tamu cilik pada acara pengajian yang diadakan oleh warga RT di lingkungannya.

“Kelas 4 SD, saya membentuk grup band sendiri bersama sepupu, kakak dan teman saya. Berselang setahun, kami diminta mengisi di acara pengajian RT. Itu menjadi panggung pertama saya,” kenangnya tertawa.

Lebih lanjut, pemuda yang juga aktif di Lesbumi NU Kudus ini terus mendalami dunia musik dan mendapat juara 1 vokal SMP/MTs se-Kabupaten Kudus. Ia bahkan sudah menciptakan sebuah lagu pada kelas 8 SMP.

“Lagu pertama saya berjudul Penantian. Topiknya ringan saja, tentang kerinduan seseorang kepada teman lamanya dan menanti masa-masa indah itu bisa terulang kembali,” jelasnya.

Kemudian, sejak tahun 2012, Aldino mulai berlatih instrument violin (biola). Dari ketekunan itulah ia mulai banyak jadwal untuk manggung, solo maupun grup. Sehingga, ketika lulus dari SMK Duta Karya Kudus, ia fokus dengan hobinya dalam bermusik. Dari tahun ke tahun, jam terbang terus naik. Pernah sebulan bisa manggung hingga 62 kali.

“Job manggung juga semakin meluas hingga ke luar kota. Seperti Jepara, Pati, Demak, Semarang, Surabaya, hingga Jakarta. Beberapa kali juga diminta mengisi acara di TVRI dan Indosiar. Alhamdulillah,” terangnya.

Di mana pun tempat, ia selalu membawakan musik religi. Katanya, hal itu sudah menjadi panggilan jiwa, karena selain sebagai hiburan, musik religi juga berlaku sebagai nasihat baginya.

“Selain asik dalam mendengar arrasemenya, liriknya pun bisa menjadi pelajaran. Di sisi lain saya juga ingin meneruskan perjuangan para walisongo yang berdakwah melalui jalur seni,” ungkap Aldino.

Saat ini, ia terus menciptakan lagu-lagu baru yang bernuansa religi. Aldino juga banyak mengaransemen ulang lagu-lagu ciptaan ayahnya dengan nuansa yang lebih kekinian. Ia berharap karya-karyanya akan semakin mengangkat citra musik religi dan kasidah di kancah nasional.

“Supaya kasidah itu diminati oleh semua kalangan lah, khususnya generasi muda di seluruh Indonesia,” kata dia. (red)